Bagian Satu: Visi dan Misi Hizbut Tahrir
Penulis: KH. Idrus Ramli
textPenulis: KH. Idrus Ramli
textTaqiyyuddin al-Nabhani berkata dalam Kitab al-Tafkir berikut ini:
Sesungguhnya seseorang apabila telah mampu melakukan ber-istinbath, maka ia sudah menjadi mujtahid. Oleh karena itu sesungguhnya istinbath atau ijtihad itu mungkin dilakukan oleh semua orang dan mudah dicapai oleh siapa saja yang menginginkan lebih-lebih sesudah buku-buku bahasa Arab dan buku-buku syariat Islam telah tersedia di hadapan banyak orang dewasa ini.
Pada masa pemerintahan Bani Umayah, lahir gerakan revivalis yang dipelopori oleh Ma'bad bin Khalid al-Juhani yang menggagas ideologi Qadariyah, yang berpijak pada pengingkaran qadha' dan qadar Allah. Ideologi ini menjadi embrio lahirnya sekte Mu'tazilah. Belakangan ideologi pengingkaran qadha' dan qadar ala Mu'tazilah ini juga diikuti oleh Taqiyyuddin al-Nabhani, perintis Hizbut Tahrir. Dalam bukunya, al-Syakhshiyyat al-Islamiyyah, al-Nabhani berkata: