Rubrik Tanya Jawab


Edit

Antara Lailatul Qadar dan Bakti Orang Tua

Pertanyaan

Setiap kali melihat orang-orang berangkat shalat witir sepuluh hari terakhir Bulan Ramadan di masjid-masjid utamanya masjid jami’ saya hanya bisa termangu, sudah beberapa bulan ini saya harus menunggui ibu yang terbaring sakit dan menemaninya shalat berjamaah lima waktu. Apakah shalat witir berjamaah ini yang dimaksud dengan shalat Lailatul Qodar? Apakah keutamaan berjamaah di masjid selama Ramadan ini? Masih bisakah saya mendapatkan lailatul Qadar dengan shalat di rumah?

Masfufah Hamid, Tunggul Wulung

Jawaban

Seperti diketahui, Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari 1000 bulan, beramal di hari itu sama halnya beramal selama 1000 bulan. Pada malam itu pula Allah berkenan menurunkan ampunan bagi mereka yang mendapatkan Lailatul Qadar.

Rasulullah bersabda:

"Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar karena mengimani dan bermohon Ridlo Allah, Allah akan mengampunkan segala dosa-dosanya yang terdahulu." HR. Bukhori

Praktek menghidupkan malam ini bisa dengan bentuk apapun yang bernilai ibadah. Apa yang anda lakukan dengan menunggu ibu yang sakit dan menemani shalat berjamaah termasuk ikhtiyar mendapatkan Lailatul Qadar. Berbakti kepada orang tua adalah wajib, sementara ke Masjid untuk Iktikaf hukumnya sunnah. Dalam kaidah fikih dinyatakan bahwa kewajiban tidak dapat digugurkan dengan kesunnahan. Karenanya jangan tinggalkan ibu anda hanya demi menuruti nafsu, meski nafsu itu mengajak ke masjid.

Berjamaah di Masjid memang utama, terlebih RasuluLLah menyatakan:

"Barangsiapa yang beriktikaf karena keimanan dan karena ingin mendapatkan ridla Allah, dia akan diampuni segala dosa-dosanya yang terdahulu.” HR. Dailamy

Namun bagi perempuan berdiam di rumah dengan memperbanyak amalan dzikir, shalawat Nabi dan membaca al Quran lebih utama baginya.

RasuluLlah bersabda:

"Barangsiapa pada hari terjadinya Lailatul Qadar menjalankan shalat isya dan subuh secara berjamaah maka dia benar-benar telah mendapatkan bagian dari Lailatul Qadar itu secara sempurna." HR. Khatib.

Dalam Riwayat Imam Muslim dinyatakan pahala menghidupkan Lailatul Qadar dengan ibadah ini adalah pengampunan atas segala dosanya yang terdahulu. Dengan demikian mereka yang telah berjamaah isya dan subuh pada saat terjadinya Lailatul Qadar dia telah mendapat bagian dari ampunan Allah itu.

Tidak hadir ke masjid juga tidak mencegah seseorang untuk mendapatkan Lailatul Qadar bahkan meninggalkan bakti kepada ibulah yang mencegah seseorang mendapatkannya, karena RasuluLLah juga bersabda:

"Allah memandangi orang-orang yang beriman dari ummat Muhammad pada malam Lailatul Qadar kemudian mengampuni dan merahmati mereka kecuali empat orang yaitu: peminum minuman keras, orang yang durhaka tidak berbakti orang tua, pendengki dan orang yang memutus tali persaudaraan."

Karenanya teruslah bahagiakan orang tua anda dan raih Lailatul Qadar bersama ibu di Rumah. WaLlahu a’lam.

Referensi: Isy'af ahlul iman 149-161