Kolom Gus


Edit

Berkah Kecintaan Pada Ilmu

MAHSUN DOT NET: PENDIDIKAN ISLAM KLASIK DAN KONSEP PERKEMBANGANNYA

Penutupan Bahts Masail LBM PWNU Jawa Timur di PP. Darissulaimaniyah Kamulan Durenan Trenggalek tahun 2015 diisi kisah sarat nasehat dari Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH. Abdul Matin dari Tuban selaku tuan rumah.

Catatan ini sekedar untuk mengingat nasehat baik ini.

Kecintaan pada ilmu tidak akan meninggalkan kesia-siaan. Tersebutlah ulama Damaskus Ahmad Hawari, ulama yang hampir seluruh waktunya diisi dengan hidmah pada ilmu, taqarrub dan menolong sesama.

Suatu hari Sheikh Ahmad Hawari terbentur masalah yang membutuhkan dana besar, karena isterinya harus dioperasi, sementara beliau tidak memiliki dana sama sekali. Dia hanya bisa bersabar. Di waktu yang sama, ada seorang saudagar yang dalam keadaan terjepit kapalnya yang membawa barang dagangannya dihantam badai. dalam kadaan itu saudagar itu bernadzar akan bersedekah pada Sheikh Ahmad Hawari bila ia dan barang dagangannya diselamatkan dari badai.

ShubhanaLLah, meski secara logika kapal yang mengangkut dagangan itu pecah dan tenggelam, tetapi Allah memberi keselamatan padanya dan barang dagangannya. Ia pun memenuhkan nadzarnya dengan mensedekahkan sejumlah uang pada Sheikh Ahmad Hawari. Belum sempat Sheikh Hawari menyentuh uang itu, ada tamu yang meminta bantuan karena kebutuhan keluarganya yang menunggu hidup mati dan butuh uang untuk segera ditangani tobib. Sheikh Hawaripun mempersilahkan tamu itu mengambil semua uang yang baru saja diterimanya.

Tak lama, datang lagi tamu yang juga meminta bantuan kepadanya, Sheikh Hawari sudah tidak memiliki harta bahkan untuk keperluan isterinya pun belum terpenuhkan, akhirnya Sheikh Hawari memberikan jubah terbaiknya agar digadaikan tamu itu untuk mendapatkan sejumlah uang.

Permasalahan dunia ini tidak mengurangi aktifitas Sheikh Hawari untuk taklim wa taalum. Tak lama datang utusan dari Umar Ibn Jauroh seorang saudagar kaya yang menitipkan sejumlah harta yang cukup untuk memenuhkan segala kebutuhan Sheikh Hawari.

Dalam kesempatan lain, datang seorang janda bernama Robiah Ibn Ismail yang ditinggal mati oleh suaminya dengan meninggalkan harta kekayaan yang tak habis untuk tujuh turunan. dia ingin dinikahi oleh Sheikh Hawari.

Sheikh Hawari menolak karena kebutuhan seorang isteri saja tidak bisa dipenuhkan dengan baik karena kesibukannya pada ilmu dan taqarrub, wanita itu kemudian menyatakan bahwa sebenarnya dia juga sangat sibuk dengan ‘Tuhan’nya. namun ia ingin harta tinggalannya ditasarufkan oleh orang yang shaleh. jangan sampai termanfaatkan oleh orang lain yang jauh dari ibadah.

Sheikh Hawari kemudian berkata,

"Datanglah ke guruku Sheikh Abubakar, ia melarangku untuk menikah dari seorang, bila ia mengizinkan, aku akan menikahimu, bila tidak maka aku tidak bisa meluluskannya.

Robiah datang ke Sheikh Abubakar dan menceritakan maksudnya. akhirnya Sheikh Abubakar meluluskan dan memerintahkan Sheikh Hawari untuk menikahi Robiah.

Sesungguhnya hidmah pada ilmu tidak akan menelantarkan seseorang, ia akan dicukupi oleh ilmu. (Kyai Matin).