Bahtsul Masail Diniyah


Edit

CD dan Mushaf Al-Qur'an

Keberadaan Al Qur'an sekarang ini tidak hanya tertulis dalam mushaf, melainkan sudah diprogram dalam disket atau dalam CD yang sewaku-waktu dapat kita tampilkan melalui komputer pada layar monitornya tulisan dari ayar-ayatnya maupun bacaan dari ayat-ayatnya.

Apakah sama hukum menyentuh Mushaf Al Qur'an dengan menyentuh disket atau CD Al Qur'an?

Jawab:

Dilihat dari segi bahwa disket atau CD itu adalah tempat bagi ayat-ayat Al- Qur'an 30 juz atau sebagiannya, mesikipun ayat-ayat tersebut tidak dapat kita lihat kecuali memakai alat computer, maka disket atau CD tersebut kalau tidak dapat dikiaskan dengan mushaf Al Qur'an, maka hukum menyentuhnya dapat dikiaskan dengan hukum menyentuh peti tempat menyimpan mushaf Al Qur'an, yaitu:

  1. Apabila disket atau CD hanya berisi ayat-ayat Al Qur'an saja tanpa ada yang lain, maka hukum menyentuhnya dalam keadaan tidak suci adalah haram. Demikian pula apabila disket atau CD berisi dengan ayat-ayat Al Qur'an dan lainnya yang jumlahnya sama.
  2. Apabila selain ayat-ayat Al Qur'an seperti tafsir dan lainnya yang direkam dalam disket atau CD jumlahnya lebih banyak dari pada ayat-ayat Al Qur'an , maka menyentuhnya dalam keadaan tidak sunyi hukumnya tidak haram.

Dasar Pengambilan:

Kitab Fathul 'Allam juz 1 halaman 360:

الثَّانِيْ: لَوْ وُضِعَ الْمُصْحَفُ فِيْ وِعَاءٍ ، فَالأَصَحُّ: أَنَّهُ يَحْرُمُ مَسُّهُ أَيْ الْوِعَاءُ مَا دَامَ الْمُصْحَفُ فَيْهِ، لاَ فَرْقَ فِيْ ذَلِكَ بَيْنَ الْمُحَاذِيْ وَغَيْرِهِ، بِشَرْطِ كَوْنِهِ مُعَدًّا لَهُ وَحْدَهُ، فَإِنِ انْتَفَى كَوْنُهُ فِيْهِ، فَلاَ حُرْمَةَ، أَوِ انْتَفَى إِعْدَادُهُ لَهُ وَحْدَهُ، بِأَنْ كَانَ مُعَدًّا لِغَيْرِهِ أَوْ لِهُ وَلِغَيْرِهِ، فَلاَيحَرُمُ إِلاَّ مَسُّ مَا حَاذَى الْمُصْحَفَ مِنْهُ فَقَطُّ هَذَا، وَفِيْ الشَّبْرَامَلِسِيْ مَا نَصُّهُ: شَرْطُ الظَّرْفِ أَنْ يُعَدَّ ظَرْفًالَهُ عَادَةً ، فَلاَ يَحْرُمُ مَسُّ الْخَزَائِنِ،وَفِيْهَا الْمَصَاحِفِ ، وَإِنِ اتُّخِذَتْ لِوَضْعِ الْمَصَاحِفِ فِيْهَا اهـ أَيْ لأَنَّـهَا لاَ تُعَدُّ ظَرْفًا لَهُ عَادَةً: وَمِنَ الْوِعَاءِ الْمُعَدِّ:كَيْسُ الْمُصْحَفِ، وَصُنْدُوْقُ الرَّبْعَةِ، فَيَحْرُمُ مَسُّ الأَوَّلِ إَذَا كَانَ الْمُصْحَفُ فِيْهِ، وَكَذَا عِلاَقَـتُهُ إِلاَّ الْقَدَرُ الَّذِيْ جَاوَزَ الْعَادَةَ فِي الطُّوْلِ ، وَيَحْرُمُ مَسُّ الثَّانِيْ إِذَا كَانَ فِيْهِ الأَجْزَاءُ أَوْ بَعْضُهَا بِخِلاَفِ مَا إِذَا كَانَا خَالِيَيْنِ فَلاَ يَحْرُمُ مَسُّهُمَا.

Yang Kedua: Apabila mushaf diletakkan disuatu wadah, maka menurut qoul yang paling kuat: "Sesungguhnya haram menyentuh wadahnya tersebut selama mushaf tersebut berada di dalamnya", tidak ada perbedaan mengenai keharaman menyentuh antara yang tepat pada mushaf dan selainnya, dengan syarat wadah tersebut disediakan khusus untuk mushaf saja. Maka jika keberadaan mushaf tidak ada pada wadah tersebut, maka tidak haram menyentuhnya. Atau jika wadah tersebut tidak dikhususkan hanya untuk mushaf saja, yaitu apabila wadah tersebut disediakan untuk selain mushaf, atau untuk mushaf dan lainnya, maka tidak ada keharaman kecuali menyentuh perkara yang tepat pada mushaf dari wadah tersebut saja. Camkan hal ini!. Dalam kitab Imam Syibramalisi ada keterangan sebagai berikut: " Adapun syarat dari wadah, adalah apabila wadah tersebut biasanya disediakan untuk mushaf, sehingga tidak haram menyentuh gudang-gudang simpanan, yang di dalamnya terdapat mushaf-mushaf, meskipun gudang-gudang tersebut dipergunakan untuk menempatkan mushaf-mushaf di dalamnya; habis keterangan Imam Syibramalisi. Artinya, sesungguhnya gudang-gudang tersebut biasanya tidak disediakan untuk wadah mushaf saja.

Dan termasuk wadah yang disediakan sebagai tempat mushaf, adalah: kantong mushaf dan peti yang sedang, maka haram menyentuh yang pertama (kantong), apabila di dalamnya terdapat mushaf, begitu juga gantungannya. kecuali tali gantungan yang ukurannya yang melampui adat kebiasaan. dan haram menyentuh yang kedua (peti yang sedang) jika di dalamnya terdapat beberapa juz, atau sebagian dari juz-juz mushaf; berbeda apabila keduanya (kantung dan peti) kosong, maka tidak haram menyentuh keduanya.