Artikel Keislaman


Edit

Mondok Nyambi Kuliah atau Kuliah Nyambi Mondok?

Ilmu, dibutuhkan sebagai media memahami tujuan hidup kita dan keberadaan kita sebagai seorang hamba Allah. Karenanya Rasul mewajibkan setiap muslim untuk belajar memperdalam ilmu pengetahuan. Utamanya ilmu yang mampu mendekatkan seseorang pada Allah. Sebagai media, ilmu akan menghantarkan seseorang pada apa yang dia tuju dan dia inginkan dengan ilmu itu. Karenanya niat yang lurus dalam mencari ilmu merupakan sesuatu yang penting dan utama. Syekh Zainuddin al-Malyabari dalam nadzam Hidayatul Adzkiya menyatakan:

وكذاك يعصى من يعلم ذلكا * الا لعلم نافع لا جاهلا
Begitu juga dikatagorikan maksiat seseorang yang mengajarkan ilmu pada seseorang yang tujuannya bukan ilmu manfaat kecuali tidak tahu tujuan sang murid.

Itulah kenapa Kyai Masduqi Machfudz pendiri pesantren Nurul Huda ini setiap kali menerima tamu ia mewasiatkan pada sang santri agar berniat mondok nyambi kuliah atau sekolah bukan kuliah atau sekolah nyambi mondok. Mondok dalam konteks ini dimaksudkan adalah mencari ilmu karena Allah dan untuk memburu keridlaan Allah bukan sekedar berstatus santri tanpa tujuan yang benar. Mengutamakan ilmu yang menghantarkan seseorang pada qurbah ila LLah, bukan ilmu yang sering lebih menghantarkan pada kecintaan dunia atau materi semata.

Syekh Luthfi, seorang muhadzir dalam daurah Habib Umar di Kuningan pada Tahun 2012 lalu, bercerita tentang seorang ulama Makkah yang bertemu dengan seorang dokter spesialis penyakit dalam.

Dokter itu bertanya,

"Wahai ustadz apakah pekerjaan Anda sehari-hari?"

Ustadz itu menjawab,

"Mengajar dan dakwah."

Dokter itu kemudian bertanya,

"Terus dari mana rizki untuk kehidupan anda sehari-hari?"

Ustadz itu tidak menjawab tapi balik bertanya,

"Wahai dokter, apakah yang kau punya?"

Dokter itu menjawab

"Saya punya kekayaan, punya laboratorium yang lengkap."

Ustadz itu bertanya lagi,

"Untuk apakah laboratorium yg mahal dan lengkap itu?"

Dokter itu menjawab

"Untuk meneliti kotoran manusia, kencing dan darah untuk mengidentifikasi penyakit."

Ustadz itu kemudian berkata,

"Wahai pak dokter, Anda sekolah tinggi dengan biaya sangat mahal. Setelah mendapat gelar, setiap hari meneliti kotoran manusia. Hal-hal yang menjijikkan bagi manusia, tapi Allah tetap memberimu rizki. Apalagi saya, saya belajar di pesantren dan setiap hari diajak mengenal Allah, makrifat biLLah dan sekarang setiap hari meneliti dan merawat hati manusia2 yang sakit yang jauh dari Allah. Allah tentu lebih mudah memberikan rizki" 

Dokter itupun terdiam.

Menjadi dokter bukan larangan, tetapi kalau tujuannya materi dan dunia akan menghantarkan seseorang itu pada kehinaan, sebagaimana saat mondok berniat ingin jadi kyai atau orang terhormat, maka kesia-siaan dihadapan Allah sajalah yang ia dapatkan. Andai seorang dokter sejak awal ingin mencari ilmu untuk merawat makhluknya Allah demi memburu kecintaan pada Allah, tentu ia lebih utama dari seorang ustadz yang hanya mencari infaq dari tabligh yang ia lakukan. Maka niat dalam mencari ilmu memang merupakan hal penting dan terpenting bagi seorang pelajar.



Dikelola oleh Nun Media