Artikel Keislaman


Keajaiban Huruf-Huruf al Quran

Suatu hari Imam Malik Ibn Anas RA berfatwa bahwa segala transaksi yang dipaksakan itu batal termasuk talak dan pembebasan budak.

Saat itu di Madinah ada salah seorang pejabat dari kalangan Bani Abbas yang mendapat laporan bahwa fatwa itu adalah sindiran bahwa seharusnya Kekhalifahan harus dari keluarga Sayidina Ali Ibn Abi Tholib dan tiada yang berhak memegang tapuk pimpinan kecuali mereka (ingat perebutan kekuasaan antara Muawiyah dengan Sayidina Ali dan Sayidina Hasan)

Pejabat itu kemudian datang kepada Imam Malik Ibn Anas dan berkata,

“Saya dengar engkau telah memfatwakan bahwa segala transaksi yang dipaksakan tidak bisa diakui dan batal, dan dengan fatwa itu engkau mengisyaratkan bahwa hak kami atas khilafah adalah batal selain khilafah dari keluarga Sayidina Ali Ibn Abi Tholib RA.”

Imam Malik menjawab

“Rasulullah telah bersabda

لا طلاق في إغلاق يريد إكراه

Talak tidak jatuh bila disampaikan dalam tekanan/paksaan. Bila aku harus menentang sabda RasuluLLah maka aku tersesat dan tak mendapat hidayah.”

Pejabat itu berkata,

“Tolong fatwanya dicabut kembali, dan itu lebih baik bagimu”

Imam Malik menjawab,

“Aku tidak akan mencabutnya. Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda Hukum tidak berlaku tetap bila didasari oleh paksaan manusia.”

Pejabat itu kemudian menulis surat kepada Harun al Rasyid tentang hal ini. Usai membaca surat itu, Khalifah Harun al Rasyid marah dan langsung datang ke Madinah menuju kediaman Imam Malik. Sesampai di depan kediaman Imam Malik, Hulubalang Khalifah berteriak,

“Wahai Abu Abdillah, Amirul Mukminin Harun al Rasyid berdiri di depan pintumu. Kau wajib taat kepadanya dan haram bermaksiat kepadanya.”

Imam Malik tetap saja tidak membuka pintu rumahnya dalam waktu yang sangat lama, tapi kemudian Imam Malik membuka pintu dan membaca Kaf Ha Ya Ain Shod sambil menutup satu persatu jari tangan kanannya, kemudian membaca Hamim Ain Shin Qaf sambil menutup satu persatu jari tangan kirinya, kemudian membuka kedua telapak tangannya di hadapan Khalifah Harun al Rasyid.

Melihat Imam Malik setelah membaca huruf muqathaah dalam al Quran itu, tiba-tiba sikap Khalifah Harun al Rasyid yang awalnya marah besar berubah 180 derajat melunak dan berkata,

“Wahai Abu Abdillah, andai aku tidak datang kepadamu, maka kau tak akan mendatangiku, dan setelah aku melihatmu, aku terpana padamu. Sesungguhnya wakilku telah melapor tentang permasalahannya denganmu. Saya mendukung dan menguatkan pendapatmu, maka lakukan apa saja yang kau mau terhadap wakilku yang melaporkanmu.”

Imam Malik berkata,

“Saya telah memaafkannya karenamu, wahai amirul mukminin.”

Kisah ini menunjukkan tentang keajaiban huruf-huruf al Quran hingga bisa digunakan untuk sekedar suwuk menghadapi penguasa.

Dikutip dari Kitab al Dzahab al Abror fi Asrori al Khowashi Kitabillah al Aziz 21-22