el Bashiroh
Mencerahkan Rohani Bangsa


Darullughah Wadda'wah

[ Edit ]

Kegiatan

Sistem dan Program Pendidikan Pondok

Sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh pengurus pondok adalah sistem pendidikan formal. Pendidikan diniyah menggunakan kurikulum yang dibuat sendiri oleh pengurus pondok secara klasikal dengan pembagian tiga strata (tingkatan) yang meliputi madrasah Ibtidaiyah (Tingkat Dasar), Tsanawiyah (Tingkat Menengah) serta Aliyah (Tingkat Atas). Namun dilaksanakan secara terpadu dengan kurikulum Departemen Agama RI. Sehingga para siswa yang mengikuti kurikulum Departemen Agama tidak lagi diberikan mata pelajaran agama karena PBM yang dilaksanakan di program Diniyah sudah cukup untuk membekali siswa dalam memperdalam ilmu agama dan menurut penelitian yang kami lakukan Tes Hasil Belajar siswa rata-rata mencapai nilai yang sangat memuaskan.

Kegiatan Pendidikan Diniyah

Pendidikan diniyah dilaksanakan di pagi hari pada pukul 07.30 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Pendidikan diniyah ini dimaksudkan untuk membekali santri dengan ilmu-ilmu agama yang meliputi ilmu alat/bahasa Arab, Aqidah, Akhlaq, Fiqh, Hadist dan lainnya. Sehingga dengan bekal ilmu Agama yang dimiliki akan mampu mengantarkan para santri untuk beribadah secara benar menurut tuntutan syara' dan mampu menegakkan kebenaran agama diatas muka bumi sebagaimana kutipan ayat:

/Orang-orang yang mempunyai ilmu senantiasa tegak dalam siikapnya serta akan menjadikan ilmunya sebagai media untuk senantiasa mendkatkan diri kepada Allahdan senantiasa menjadi obor yang mampu menjadi barometer dalam berfikir dan berbuat./

Adapun jenjang pendidikan diniyah meliputi :

1 Madrasah Ibtidaiyah
1 Madrasah Tsanawiyah
1 Madrasah Aliayah
1 Takhassus

Riyadhah

Riyadhah adalah kegiatan olah raga/senam pagi selama kurang lebih 15 (lima belas) menit yang dilakukan setelah belajar/taklim Halqah Hadramiyah dengan dengan diiringi lantunan suara zikir dan kalimat-kalita thoyyibah. Olahraga/senam pagi ini dilaksanakan setiap hari dengan harapan santri dapat menjaga kesehatan jasmaninya dan dengan iringan zikir diharapkan selalu ingat bahwa kekuatan fisiknya datangnya dari Allah SWT

Halqah Hadramiyah

Halqah Hadramiyah merupakan salah satu kegiatan belajar yang serluruh keterangannya menggunakan Bahasa Arab. Seorang guru tidak dibenarkan untuk menjelaskan dan memberikan keterangan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa lainnya. Demikian pula para santri dilarang keras mengeluarkan/mengucapkan kata-kata dengan menggunakan selain bahasa Arab ketika pelajaran berlangsung.

Kegiatan belajar ini diberi nama Halqah Hadramiyah karena seluruh kitab yang dikaji juga dikaji di Hadramaut dan juga telah mendapat ijasah/restu dari para ulama besar di Hadramaut Yaman.

Adapun waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada waktu pagi hari setelah wirid sholat subuh (Halqah Hadramiyah Shobahiyah) dan setelah wirid sholat Maghrib (Halqah Hadramiyah Maghribiyah).

Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini selain santri mendapat ilmu Agama yang barakah karena telah mendapat doa'a dan ijasah dari ulama Hadramaut adalah untuk membiasakan para santri mendengarkan dan memahami kosakata bahasa arab.

Khitobah

Khitobah adalah latihan berpidato yang dilasnakan secara rutin setiap minggu sekali dengan tujuan melatih mental, keberanian dan kemampuan para santri untuk bisa berda'wah/berpidato diatas podium mengajak ummat kejalan kebaikan dan kebenaran, menyampaikan amar ma'ruf dan mencegah segala kemungkaran dengan bijaksana sesuai dengan medan yang dihadapi. Khitobah ini dilaksanakan secara bertingkat:

1 Kithobah Tingkat kamar diikuti oleh semua anggota kamar.
1 Khitobah Tingkat Rayon/Daerah diikuti oleh anggota Rayon
1 Khithobah Tingkat umum yang dilasnakan dimasjid diikuti seluruh santri.

Darullughah Wadda'wah

Secara etimologi /Darullughah Wadda'wah/ berasal dari bahasa Arab /Dar/ yang berarti tempat, /Al-Lughah/ artinya bahasa, sedangkan /Da'wah/ artinya mengajak/memanggil yang maksudya adalah tempat pembinaan santri dalam bidang bahasa khusususnya bahasa Arab serta para santri diberi bekal untuk bisa menyampaikan ilmu yang telah dipelajarinya kepada masyarakat atau mendakwakan ajaran islam.

Dengan nama tersebut sudah jelas gambaran bahwa pendiri pondok bermaksud untuk mendidik para santri menguasai Bahasa Arab sebagai sarana atau alat untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman sehingga para santri diharapkan mampu memahami islam dari sumber aslinya baik berupa al-Qur'an dan Hadist ataupun kitab-kitab yang membahas tentang Islam yang kebanyakan memakai bahasa Arab. Baru setelah mempunyai bekal dan memahami tentang Al-Islam mereka diharapkan untuk bisa berda'wah mengajak manusia kembali ke jalan yang benar sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasulnya.

Seragam

Seragam pondok Pesantren Darullughah adalah sebuah baju terusan yang bernama Qomis berwarna putih dan memakai songkok/kopiah putih serta syurban atau imamah dengan warna putih pula. Diharapkan dengan lambang dan warna putih tersebut semata-mata mengikuti sunnah Rasul yang senag berpakain putih serta para ulama sehingga dengan meniru pakaian mereka secara psikis akan dapat mempengaruhi jiwa santri untuk bentindak dan bertingkah laku seperti para ulama dan nantinya bisa masuk kedalam golongan Ulama sebagaimana dalam Hadist

/Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia masuk ke dalam golongannya (kaum itu)/

Dan dengan senantiasa berpakaian serba putih akan lebih mudah untuk dikenal sehingga akan mengikat dan menjaga para santri untuk tidak melakukan hal-hal yang distruktif yang nantinya akan dapat merusak diri dan almamaternya. Sehingga kebersihan hati dan prilakunya diharapkan seperti putihnya seragam yang dikenakannya.

Bahasa Arab Sebagai Pergaulan dan Bahasa Pengantar dalam Pendidikan (Proses Belajar Mengajar)

Bahasa Pergaulan Santri

Bahasa pergaulan santri di dalam pondok pesantren Darullughah Wadda'wah diwajibkan menggunakan bahasa Arab. Demkian pula apabila mereka berbicara sesama santri Dalwa maka diwajibkan berbahasa Arab walaupun di luar lokasi pondok. Jika mereka ketahuan tidak menggunakan Bahasa Arab oleh /Jassus/ (mata-mata khusus bahasa Arab) atau santri lain dan dilaporkan kepada pengurus maka akan dikenai sanksi.

Bahasa Pengantar Pendidikan

Untuk menunjang keberhaslan program bahasa Arab dan pendidikan pondok khusussnya dalam pemahaman kitabkitab klasik maka ara guru menyampaikan materi baik dalam menerjemahkan kitab ataupun menberikan keterangan /penjelasan kepada santri diharuskan menggunakan bahasa Arab. Hal ini diberlakukan mulai dari kelas III-IV Ibtidaiyah, Tingkatan Tsanawiyah dan Aliyah. Dengan penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar maka para satri akan senantiasa bertambah perbendaharaan kosa katanya dan juga akan memperkuat ingatannya karena setiap saat mendengar kata-kata tersebut, sehingga akan mempermudah mereka memahami kitab-kitab yang dikajinya. Namun tidak menutup kemungkinan para guru masih mencampur keterangannya dengan Bahasa Indonesia apabila dipandang perlu sehingga tidak menghalangi pemahaman anak mengingat ada beberapa guru yang khawatir apabila terjadi kesalahpahaman (salah dalam memahami) karena tidak tahu artinya.

Motivasi/Dorongan untuk Menggunakan Bahasa Arab

Sebagaimana sering diingatkan oleh Alm. Abuya Ustadz Hasan Baharun didalam memberikan tasji' (dorongan) untuk menguasai dan senantiasa menggunakan Bahasa Arab adalah sebagai berikut:

  • Bahasa Arab adalah bahasa persatuan antar ummat Islam
  • Bahasa Arab adalah bahasa yang pertama kali didengar oleh seorang muslim (saat dia lahir sudah diadzani)
  • Bahasa Arab adalah bahasa Islam sehingga jika ingin memahami islam secara utuh dan benar dari sumber aslinya harus menguasai bahasa Arab

Alamat Redaksi: Jl. Raya Raci No. 51 Bangil Pasuruan P.O. Box 08 Bangil Pasuruan Jatim Indonesia. Telp. 0343-745317/746532 Fax. 0343-741-200
e-mail redaksi_albashiroh@yahoo.co.id.