el Bashiroh
Mencerahkan Rohani Bangsa


Al Bashiroh

[ Edit ]

Ponpes Ba 'alawi Ikut Serta Mencerahkan Rohani Bangsa

Telah 25 tahun sejak berdirinya Ponpes Darullughoh Wadda'wah (DALWA), Raci, akhirnya dapat merealisasikan (mewujudkan) impian masyarakat muslim pada umumnya. Rabu 2006 telah diresmikan Pondok Pesantren Ba 'Alawi (DALWA II) di atas lahan seluas 3 Hektar di desa Blawi, Pandean, Rembang. Pesantren ini siap mengkader generasi IMTAQ yang melek IPTEK. Apa dan bagaimana sepak terjangnya? Berikut liputan singkat redaksi Al Bashiroh.

Matahari mulai enggan menampakkan wajahnya, lantunan surat Yasin yang merdu mengiringi langkah para santri menuju masjid. Dengan seragam resmi gamis putih dan imamah (surban yang diikatkan di kepala) membuat setiap tamu yang berkunjung seakan barada di khalayak para malaikat. Tanpa basa-basi, mereka langsung mengambil posisi duduk bersaf sambil menuggu adzan maghrib dikumandangkan. Sholat maghrib mereka tunaikan dengan berjamaah. Rotib al Haddad adalah mantra mereka setiap ba'da maghrib. Seusai pembacaan rotib mereka tidak langsung meninggalkan tempat begitu saja. Hanya sebagian yang meninggalkan dan menuju kelas. Saat itu mereka semua harus mengkuti kegiatan Halaqoh Hadromiyah Maghribiyah. Sebuah metode pengajaran yang diadopsi oleh muassis pesantren Habib Hasan (alm) sejak tahun 1996 dari metode pengajaran ala Hadramaut.

Tepat pukul 19.15 WIB Halaqoh berakhir, adzan isya' dikumandangkan. Dan memang sudah menjadi peraturan pesantren yang 'berlisan' arab ini bahwa sholat lima waktu harus ditunaikan secara berjamaah. Adapun wirid isya'-nya mereka membaca wirid sakran. Sementara setiap selesai sholat lima waktu mereka juga membaca sholawat daf'ul bala' dan wirid ba'da al maktubat yang masyhur. Usai wirid mereka masih harus tetap berada di masjid selama 20 menit guna menyetorkan hafalan wajib dalam sehari menurut kelompok masing-masing. Untuk materi hafalan bersifat universal (mencakup keseluruhan pelajaran), mulai dari nahwu-shorof, fiqh, aqidah dan yang pasti mufrodat (kosa kata bahasa arab).

Capek, lelah? Tidak dipungkiri memang, tapi rupanya mereka sudah saling mengenal dan akrab dengan rutinitas kesehariannya. Terlihat tatkala mereka keluar dari masjid menuju kamar masing-masing, raut muka dan sendau gurau mereka tak kuasa menutupi keceriaannya. Sambil menanti santapan malam dihidangkan, kegaduhan terjadi di sebuah sudut ruangan. Memang kebersamaan adalah moto dalam hidup mereka. Tampak di sana-sini sekelompok santri duduk mlingkar, bercengkerama sambil tertawa kecil dan menikmati camilan yang mereka beli dari syirkah (koperasi) pesantren. Duhai asyiknya hidup mereka, tak berpikir tentang ini dan itu apalagi politik dan mencari nafkah. Lagi-lagi kebersamaan. Urusan perutpun harus bersama. Dengan sepiring nasi dan lauk ala pesantren, didampingi oleh pembina kamar masing-masing, setiap kamar mengadakan makan malam bersama.

Setelah sesaat melepas lelah dan tawa, mereka harus bergulat lagi dengan yang namanya buku atau kitab. Jarum jam menunjukkan pukul 22.00 WIB, lambat laun malam mulai menampakkan jati dirinya. Satu demi satu mereka mulai memasuki gerbang dunia fantasi dan khayal. Sedikit berbeda dengan kebanyakan pesantren, untuk dunia yang satu ini mereka menikmatinya di atas ranjang dan kasur yang empuk.

Rubrik Dunia Pesantren


Alamat Redaksi: Jl. Raya Raci No. 51 Bangil Pasuruan P.O. Box 08 Bangil Pasuruan Jatim Indonesia. Telp. 0343-745317/746532 Fax. 0343-741-200
e-mail redaksi_albashiroh@yahoo.co.id.