el Bashiroh
Mencerahkan Rohani Bangsa


Al Bashiroh

[ Edit ]

Pesan Spritual Ibadah Haji

Merupakan kebiasaan kita berziarah kepada orang yang melaksanakan ibadah haji sebelum dan sesudahnya, yaitu dengan ditambah dengan minta doa jika sesudahnya. Kaitannya dengan masalah ini adalah doa Rasulullah SAW yang artinya : “Ya Allah ampunkanlah orang yang haji dan orang yang dimintakan ampun orang yang haji”.

Sebagian ulama berkesimpulan bahwa doa orang yang haji itu dikabulkan oleh Allah SWT semenjak ia tanah Haram sampai empat puluh ari setelah ia masuk rumahnya, mengingat ia telah menginjakkan kaki di tempat-tempat yg yang mustajab seperti multazam, maqom Ibrahim, Raudhah dan seterusnya. Disamping itu sesungguhnya semua perintah syari’at selain merupakan ibadah yang ada pahalanya juga ada nilai-nilai spiritualnya. Puasa umpaanya, nilai spiritualnya adalah agar kita merasa peduli kepada saudara-sudar kita yang kurang mampu dari segi ekonomi. Zakat memiliki nilai piritual agar kita melawan sifat-sifat yang tak terpuji yang bercokol dalam diri kita, yag dalam hal ini khususnya sifat bakhil. Sifat bakhil pasti ada dalam diri setiap manusia sebagaimana juga sifat dermawan. Kedua sifat ini akan terus bertolak belakang dan yang menang itulah yang akan menonjol dalam perilaku orang tersebut. Seperti demikian juga yang ada pada sifat sabar dan emosional. Keduanya merupakan sifat bawaan sejak lahir. Mana yang lebih dominan antara keduanya, itulah yang akan mewarnai peilaku seseorang. Adapun tentang ibadah haji, Allah berfirman:

َوأذنْ فِى الَّناِس بِالحَجِّ يَأتُوكَ ِرجَالاً وَعَلى كُلِّ ظامِرٍ يأتون ِمن كلِّ فجٍ عَمِيق

“Suruhlah kepada umat manusia untuk melaksanakan ibadah haji niscaya mereka akan datag dari seluruh penjuru dunia dengan berjalan kaki dan naik unta-unta yang kurus”

Sebagian ulama’ mengartikan bahwa “naik unta-unta yang kurus” merupakan gambaran kesukaran dan kelelahan yang dialami oleh para jama’ah haji, termasuk cuaca yang amat panas atau waktu musim angin yang menerbangkan butiran-butiran pasir. Tapi walapun demikian kaum muslimin akan tetap berbondong-bondong untuk melaksanakannya, karena itu sudah nerupakan janji Allah. Bahkan Allahpun berjanji bahwa yang melaksanakan ibadah haji tidak akan kurang dari enam ratus ribu orang. Seandinya kurang, maka Allah akan mengutus para malaikat unuk berbaur bersama para manusia untuk melaksanakan ibadah haji.

Tentang pesan spiritual yang tersimpan dalam ibadah haji adalah agar para jam’ah melihat tempat-tempat yang pernah disinggahi oleh manusia termulia, Rasulullah SAW disamping menyaksikan orang yang sedemikian banyak dalam keadaan kelelahandan kecapaian ketika melaksanakan haji. Disana terpancar wajah-wajah yang penuh ketundukan, kepatuhan, dankepasrahan dalam waktu dan tempat yang sama. Berjuta-juta orang bersama-sama melantunkan talbiyah dan tahmid yang selama ini belum ada tempat yang sanggup menghimpun manusia dalam jumlah yang sangat banyak disaat yang sama. Bagi orang yang melaksanakan ibadah haji khususnya, hal itu akan menggerakkan hatinya untuk lebih mengakui keagungan dan kebesaran Allah SWT yang juga berarti akan menambah kuat keimanannya.

Yang paling penting dalam melaksanakan ibadah haji adalah niatnya harus benar-benar karena dan untuk Allah, sebab ibadah haji adalah ibadah yang terbuka yang akan diketahui oleh masyarakat sekampung atau sekelurahan. Hal ini tentu sangat rawan terhadap serangan virus-virus yang akan menghilangkan nilai pahala seperti tersebut diatas Rasullullah juga saw yang artinya: ketika zaman sudah akhir orana-orang yang melaksakan ibadah haji terbagi pada empat kelompok. Pertama kelompok penguasa dan petinggi Negara mereka berhaji untuk wisata. Ke dua kelompok konglomerat mereka berhaji untuk berbisnis. Ketiga kelompok fuqoro’ dan masakin mereka berhaji untuk meminta-minta, mungkin muncul pertanyaan apa mungkin orang-orang miskin berhaji, mungkin bagi mereka-mereka yang tempat tinggalnya tidak jauh dari Tanah Haram. Kalau tempat tinggalnya di Indonesia tentu dan pasti mereka orang-orang kaya, keempat orang-orang yang berilmu mereka berhaji untuk mencari nama.

Tetapi kita tidak boleh salah dalam mempraktekkan hadits di atas, artinya hadits itu tidak untuk di gunakan menilai para jamaah haji tetapi merupakan warning bagi mereka agar extra hati-hati jangan sampai mereka termasuk salah satu dari empat golongan tersebut, sama halnya dengan masalah haji mabrur tidak ada yang tahu bahkan yang bersangkutan sendiri kecuali Allah swt, tetapi para ulama’ memberikan tanda-tanda bagi haji yang mabrur yaitu mereka akan lebih baik di banding dengan sebelum melaksanakan haji, sekali lagi kita tidak boleh mengatakan hajinya fulan tidak mabrur sudah haji kok begini begitu dan seterusnya, karena mabrur dan tidaknya itu urusan Allah swt. Dan yang bersangkutan, akan tetapi bagi mereka yang yang sudah melaksanakan ibadah haji merka harus melihat dirinya kembali, apakah ibadahnya sudah semakin baik, apakah shodaqohnya semakin banyak, apakah lebih tersentuh kepeduliannya dan kemanusiaannya melihat penderitan orang lain dan ketidak adilan dan begitu seterusnya, dan bila ia dapati semua itu berbahagialah dan bersyukurlah karena tanda-tanda haji mabrur ada pada dirinya yang kelak balasannya adalah surga sebaliknya bila ia tidak dapati tanda-tanda tersebut berarti dia telah mengorbankan watu, tenaga, dan harta pada kesia-siaan semogah ibadah kita semuanya di terima oleh Allah swt.

Penulis:
Fathul Munif
Pemimpin Redaksi Al-Bashiroh


Alamat Redaksi: Jl. Raya Raci No. 51 Bangil Pasuruan P.O. Box 08 Bangil Pasuruan Jatim Indonesia. Telp. 0343-745317/746532 Fax. 0343-741-200
e-mail redaksi_albashiroh@yahoo.co.id.